Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Kamis, 07 Februari 2008

PT.Chevron Pasific Indonesia membodohi masyarakat riau

PT.Chevron Pasific Indonesia membodohi masyarakat riau
ditulis : Riau Menggugat (sebagai renungan bersama)
PT.Chevron Pasific Indonesia (PT.CPI) dahulu bernama caltex yang telah beroperasi di Propinsi Riau pada tahun 1934 sampai sekarang ternyata tidak membawa dampak dan kontribusi positif terhadap pembangunan masyarakat riau. Pembodohan yang terus menerus dilakukan PT. CPI ini begitu nyata dengan menggandeng pemerintah pusat seperti pandangan kaum marxian, nahwa negara sesungguhnya dijadikan dari alat kaum borjouis atau kelas yang berkuasa. hal senada juga diungkapkan oleh Lindlom dimana ketergantungan yang tinggi dari masyarakat barat terhadap ekonomi kapitalis, ketidaksesuaian pengaruh perusahaan bisnis terhadap negara merupakan bagian dari struktur yang tidak terpisahkan. Dengan model korporatisme terjadi fusi negara dengan kepentingan sektor swasta. Dalam situasi demikian, maka bisa dipastikan pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini negara dalam sektor apapun akan membuka peluang terjadinya kolusi negara dengan sektor swasta dalam hal ini CPI.


ALASAN PT. CPI HARUS HENGKANG DARI BUMI LANCANG KUNING
Seperti yang dikutip dari buku John Perkins "Bandit Ekonomi" dan pihak Jackel bahwa PT. CPI dalam hal ini Chevron adalah perusahaan haus darah yang membantai negara penghasil minyak bumi lihat saja kasus Irak dan negara timur tengah lainnya dan dapat dikutip dalam buku "Blood of Oil" begitu sadis mereka menghantam perekonomian negara dunia ketiga.
Pembodohan terhadap masyarakat Riau
- Segi ekonomi
Lifting minyak PT. CPI juga mengalami penurunan namun dibarengi dengan cost recovery yang dibayar tinggi oleh pemerintah sedangkan bagi hasil yang diperoleh oleh daerah mengalami penurunan yang begitu signifikan. Tahun 2007 saja Cost recovery yang dibayar oleh pemerintah sebesar US$ 1.13 Milyar. Sementara itu produksi minyak mereka sebesar 461.000 barrel per hari (bph). Jika kita analisa saja apabila sebesar 461.000 x 360 = 165.960.000 barrel per hari jika kita rata-ratakan saja harga minyak di PT. CPI (karena harga berbeda jenisnya yang paling mahal adalah jenis Minas Crude dan paling murah adalah jenis Duri Crude) sebesar $ 80/barrel , sehingga jumlahnya adalah $ 13,276,800,000.00 jika menggunakan kurs Rupiah sebesar Rp. 9.200 = Rp 122,146,560,000,000.00 menurut perhitungan Depkeu - Biaya Produksi sebesar 20 % sehingga pendapatan dari minyak PT. CPI di Riau sebesar Rp 97,717,248,000,000.00 Nah sekarang masalah pembagian menurut perhitungan Bagian pemerintah adalah sebesar 65.1 % x hasil dibagi sehingga untuk pemerintah mendapat bagian
Rp 63,613,928,448,000.00 dan PT. CPI sebesar Rp 34,103,319,552,000.00 dan PT. CPI juga harus membayar pajak ke pusat karena tidak disetor kedaerah penghasil migas di riau sebesar 56 % x Rp. 34,103,319,552,000.00 sehingga PT. CPI mendapat bersih keuntungan sebesar Rp 15,005,460,602,880.00 . coba bayangkan keuntungan bersih sebesar ini 5 % pun tidak diperoleh oleh masyarakat Riau lewat CSR, yang diterima adalah kurang dari 5 % Penerimaan negara yang diambil pusat adalah
Rp 82,711,787,397,120.00 lalu dikurang dengan retensi yang diperoleh PT. Pertamina sebesar 5 % x hasil dibagi Rp 76,604,459,397,120.00 Total penerimaan bersih pemerintah pusat untuk daerah Riau menurut perhitungan mendapat 85 % untuk pemerintah pusat sehingga
Rp 65,113,790,487,552.00 sedangkan daerah seharusnya Rp 11,490,668,909,568.00 itu diperoleh dari minyak PT. CPI saja siapa yang bermain disini????????? Kemudian apabila kita berbicara Cost recovery yang sudah dibayar pemerintah, apa benar PT. CPI itu bekerja ?????, ternyata dilapangan terjadi sub kont dimana mereka mendapatkan keuntungan dari permainan sub kont tersebut contoh saja bila melakukan tender pengeboran maka dilakukan oleh beberapa perusahaan sub kont sebut saja perusahaan A, B dan C nah maka mereka tentu saja memberikan penawaran harga yang lebih rendah daripada harga yang akan ditagihkan untuk mendapatkan dana cost recovery bukan ??? nah disinilah terjadinya markup cost recovery tersebut yang ditagihkan ke pemerintah dengan melakukan logika duduk santai tanpa bekerja sudah mendapatkan keuntungan inilah pembodohan yang tersetruktur yang dilakukan PT. CPI

-Segi Bisnis dan tender
Sungguh ironi juga jika kita mengikuti tender pembelian asset negara yang telah usang ternyata di jual dengan harga murah dikarenakan kontraktor lokal yang berani bayar mahal asset yang telah usang tersebut kurang persyaratan adiministratif bodoh sekali mereka ini coba bayangkan asset negara yang seharusnya masuk ke kas negara karena telah ditagih lewat cost recovery harus dijual obral betul-betul tidak beretika

- Segi Lingkungan
Hasil penelitian laboratorium terhadap sampel limbah B3 yang dilakukan oleh Tim Ahli IPB Dr.Ir. Basuki Wasis, Msi menyatakan bahwa limbah di sungai pematang pudu telah tercemar, sampai sekarang kasus tersebut gelap dan PT. CPI tahunya hanya berdamai lewat uang bukannya memperbaiki lingkungan tersebut danmemperbaiki fasilitas kesehatan masyarakat sekitar. Dapat juga diteliti didaerah terutama lokasi didalam DSF terdapat pencemaran oil spill ke parit-parit lokasi dan apabila hujan maka akan terbawa ke sungai yang tentu juga mencemari lingkungan daerah sekitar

- Segi Pendidikan dan rekrutan
Adanya program atas nama yayasan PT. Caltex yang mendirikan Poltex Caltex atau dikenal PT.CPR merupakan program anak emas dan menafikan kampus-kampus lainnya coba bayangkan mereka melakukan program rekrutan dalam kampus PCR yang memprioritaskan kampus PCR ini tentu saja membuat pendidikan ikatan dinas terselubung seperti yang dilakukan oleh STT-telkom terdahulu dan STAN tentu saja ini melanggar peraturan pendidikan nasional, coba pertanyakan lagi perda no. 2 pekanbaru tentang penenempatan tenaga lokal adalah s-1, s-2 dari mahasiswa Unri, Unilak, UIR, UIN, Universitas Abdurrab yang direkrut oleh PT. CPI mencapai kouta 20 % bahkan kebanyakan yang direkrut adalah universitas di Jawa dan PCR sendiri ini adalah ketidakmaluan bagian HR di PT. CPI yang telah melakukan pembodohan terhadap masyarakat Riau

- Segi Pelayanan kesehatan
Rumah Sakit PT.CPI yang begitu eksklusif dan tidak membuka akses untuk masyarakat umum juga memperparah PT. CPI dimata masyarakat, pernah kejadian seperti korban tabrakan di jalan lintas duri-dumai harus meninggal dunia tanpa ada pertolongan pertama dari rumah sakit PT.CPI di Duri, jika anda ingin berobat maka anda harus mempunyai backing orang dalam baru bisa berobat disana

- Segi Pembayaran Pajak dan rekening keuangan
adanya penggelapan pajak seperti pajak alat berat dan pembayaran pajak yang masuk ke rekening pusat juga telah menipu pendapatan pajak lokal karena untuk pembayaran pajak semuanya ditagih di kantor pajak pemerintah pusat. Sementara itu transaksi keuangan memakai no. rekening Bank AS yang tentu saja berdonimasi dollar, sedangkan bank lokal hanya mendapat pembayaran gaji inilah bentuk lain dari pembodohan yang dilakukan oleh PT. CPI oleh masyarakat Riau

-Segi CSR
adakah selama ini peran CSR yang menggigit masyarakt riau yang ada hanya bersifat cherity dan sosial hanya sekadar pemberian bantuan pendidikan itupun untuk PCR dan sekolah yang dikelola oleh karyawan PT. CPI seperti sekolah mutiara yang mendapat bantuan lebih banyak dan bantuan pendidikan sekolah selain dua diatas adalah bantuan komputer perbaikan gedung yang tidak membawa efek bagi pekembangan masyarakat riau, pernahkah selama ini mereka berperan menghidupkan sektor riel masyarakat riau atau memberikan subsidi untuk sektor pertanian, pekebunan dan pelatihan kepada masyarakat pengangguran, magang untuk S-1 dan S-2 seperti UNRI, UIN, UIR, Unilak, Univ Abdurrab untuk kampus di Riau di luar PCR????? sama sekali nol besar

Kesimpulan
Oleh sebab itu sudah saatnya PT. CPI harus dilakukan tender ulang bila perlu lapangan minyak yang ada di DSF, Bekasap, Minas harus diambil alih oleh perusahaan lokal, karena selama ini PT. CPI hanya bersifat broker dan tidak bekerja coba bayangkan para ekspatriat yang bekerja di CPI adalah ekspatriat kelas 2 dan sama sekali tidak bekerja karena operasional pekerjaan dilakukan oleh sub kont tersebut harus dibayar lewat cost recovery yang notabene adalah uang dari masyarakat Riau. Hanya ada Satu kata seperti Hugo Chavez Presiden venezulea yang dikutip dalam buku John perkims yang siap menhadapi bndit ekonomi dan Jackal dan siap menjadi maritei seperti Saddam Hussein yang mempertahankan kekayaan alam sendiri, bagi masyarakat Riau mari bersatu melawan penindasan

2 komentar:

Tjah ueeleek mengatakan...

jangan mau dibodohi oleh materi......

Tjah ueeleek mengatakan...

memang mungkin tujhuan dari cpi ini untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan akan minyak.tp memang seharusnya cpi dengar keluhan rakyat riau dong......